Tips Menulis Feature, Show, Don’t Tell

14 Juli 2022, oleh: superadmin

Menulis berita kategori feature sangat berbeda dengan menulis berita kategori hardnews atau straight news. Dalam penulisan feature tujuannya adalah memberikan nuansa atas suatu peristiwa. Penulisannya lebih bebas. Tidak terikat struktur piramida terbalik. Tetap menggunakan formula 5 W 1 H, bahkan harus lebih banyak bukan sekadar 5 W 1 H. Penulisnya bebas memasukkan gaya penulisan yang diinginkan. Bahkan feature kadang juga disebut boleh memasukkan unsur subjektivitas, asal tetap sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Sementara hardnews tujuannya adalah memberikan informasi sejelas mungkin dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Hal itulah yang disampaikan Haris Firdaus, wartawan Kompas dalam acara Workshop Penulisan Berita Feature yang digelar oleh divisi Humas, Biro Humas dan Protokol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BHP UMY). Workshop yang digelar pada Sabtu (25/6) ini diikuti oleh staf Jurnalis BHP UMY.

Dalam pemaparan materinya, Haris menjelaskan bahwa saat kita menuliskan sebuah feature tidak perlu terburu-buru memberikan penjelasan dalam suatu peristiwa. Sebab jika tidak pas dan tidak tepat bisa merusak ritme penulisan feature itu sendiri. “Menulis feature itu cari tahu dulu apa sih makna atau inti dari suatu peristiwa itu, dan itu yang bisa kita angkat sebagai judul. Hal penting lagi, dalam feature itu tunjukkan saja tentang suasananya. Show, don’t tell. Misal jangan ngomong suasananya indah, tapi gambarkan atau tunjukkan bagaimana keindahannya itu. Jangan bilang ‘suasananya tegang’, tapi gambarkan atau tunjukkan bagaimana situasi ketegangan itu,” jelasnya.

Kemudian ketika menulis feature profil tidak harus selalu berisi pencapaian-pencapaian di dunia akademis yang bersangkutan. “Bukan soal jatuh bangunnya dia di dunia akademis, tapi pengalaman-pengakaman menarik dia baik dalam dunia akademis, pengabdian atau hal lainnya. Dan kuncinya untuk membuat itu semua adakah kedekatan dengan narasumbernya,” terang Haris.

Haris juga menambahkan bahwa dalam liputan jurnalistik, lebih baik kita bertanya sedetail-detailnya terlebih untuk menulis berita feature tentang profil tokoh. Walau nanti ada beberapa hal yang tidak bisa kita tulis, namun bertanya lebih banyak akan jauh lebih baik.